Aksara Jawa merupakan
bentuk tulisan menggunakan huruf Jawa. Buku-buku peninggalan Jawa kuno yang
menggunakan aksara Jawa masih dipelajari dikalangan pelajar
maupun komunitas yang ingin mengetahui sejarah pada jaman dulu. Di Wilayah Jawa
Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) aksara Jawa masuk dalam
kurikulum pendidikan dasar mata pelajaran Bahasa Jawa. Pemerintah daerah
tersebut melalui Peraturan Gubernur atau Pergub menjadikan mata pelajaran
Bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib (mulok wajib) di tingkat SD, SMP dan
SMA/ sederajat. Di Surakarta (wilayah Solo) aksara Jawa bisa ditemukan pada
papan nama jalan, nama instansi pemerintah, nama fasilitas umum, transportasi
umum bahkan tempat belanja seperti pasar, supermarket, dan cafe.
Aksara Murda mempunyai
makna murda = sirah dalam bahasa Belanda disebut hoft, bahasa
Inggris disebut capital. Sejatinya aksara murda itu
tidak ada, yang ada adalah aksara mahaprana, yaitu huruf yang
harus diucapkan dengan nafas banyak. Adapun jenis aksara murda yaitu
: Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, Ba beserta pasanyannya.
Dahulu kala aksara murda hanya
digunakan untuk menuliskan nama seseorang yang dihormati. Seiring perkembangan
kajian-kajian penulisan dengan menggunakan aksara Jawa melalui
kongres, tata cara penulisan aksara Murda juga mengalami perkembangan. Jika
sebelumnya aksara murda hanya digunakan untuk menuliskan nama
seseorang yang dihormati sekarang aksara murda dipakai dalam
menuliskan nama tempat.
Kaidah penulisan aksara murda yang
dipelajari di tingkat sekolah adalah sebagai berikut :
- Setiap
kata cukup satu yang diberi aksara murda
- Apabila
huruf pertama tidak ada murda maka huruf kedua, jika
huruf kedua tidak ada maka huruf ketiga dan seterusnya.
- Aksara
murda bisa menjadi pasangan.
Contoh penulisan aksara murda dalam
kalimat :
Jadi kenapa aksara murda ini perlu dipelajari
supaya tidak ada kebingungan ketika menemukan aksara (huruf) diluar aksara
Jawa (legena). Sebagai bangsa yang besar, bangsa yang kaya kebudayaan
termasuk di dalamnya aksara Jawa
sudah semestinya kita sebagai generasi penerus untuk melestarikannya.
Burhan iku klairan Palembang.
ReplyDeletePak Burhan lunga menyang solo
ReplyDeleteMade iku asale saka Bali
ReplyDeleteJajane ngandung obat formalin
ReplyDeleteJajane ngandung obat formalin
ReplyDeleteAlvian
ReplyDeleteKanjeng Susuhunan